Selasa, 24 Januari 2012

satu cincin satu kehidupan


kalo kata guruku yang mengacu pada sebuah buku yang membumi yang diciptakan di arab
"kita manusia itu hanya berusaha dan Tuhan yang menentukan"
saat smua yang ada memebrikan rasa dan warna yang berbeda, bukan berarti hati itu indah atau sebaliknya.
sering kali saya menjumpai hal yang tidak jauh berbeda dari sekarang, dan mungkin memang saya kudu belajar dari hal-hal seperti ini agar saya mau menghargai hidup...
mula mempertimbangkan lagi apa yang harus saya pertimbangkan...
saya seorang yang salah, sering kali menempelkan motivasi diri pada orang terdekat, maka saat saya tau sesuatu hal yang mnurut saya kurang baik, maka musnahlah motivasi itu..
saya yakin saya orang yang mampu bertahan hidup, saya yakin saya bisa melalui masa-masa sulit.. tapi saya selalu gagal meyakinkan bahwa saya mampu memilih pasangan hidup saya tanpa bantuan siapapun.
dalam otak saya sekarang, apa yg harus saya lakukan saja saya tidak tau...
saya ingin mecari diri saya sendiri.. dan tidak membebani siapapun.. pasangan itu sudah ada yang mengatur "itu pun di kutip orang-orang indonesia dari budaya bangsa arab"
masalah saya sekolah saya bukan orang yang bener...
masalah saya bekerja, sebagian orang mencela...
saya sendiri tidak mampu menghargai diri saya sendiri...
hanya sosok seorang Ayah, Ibu dan adik-adik saya yang masih bisa menerima seperti apa keadaan saya
sebagian kawan-kawan saya selalu memotivasi dengan cara mereka, tapi ada sisi lain dari hidup saya.. 
yang mungkin Tuhan sudah siapkan untuk sosok dan entah kapan sosok itu benar-benar ada
ayah saya selalu memotivasi saya dalam mempertahankan hidup, tidak jarang kami ribut, berbeda pendapat mendebatkan kepercayaan kebutuhan spiritual masing-masing sampai kadang beradu otot.
andai Ayah saya penikmat Beer mungkin smua bakal terasa lebih dalem..
Ibu saya seorang religius yang menerapkan pembebasan bagi anak-anaknya...
saya memang anak yang dari kecil hidup bersama kawan bukan keluarga... 
tapi mereka selalu menerapkan sisi kasih yang lembut dan saya slalu berusaha menerapkan itu pada kehidupan saya.
sembari menikmati keadaan, mengisab berbatang-batang rokok saya berusaha memutar otak dan berusaha tau sebenarnya apa yang saya sendii butuhkan,
si ALDI, ALDO juga tidak mampu membuat saya nyaman hhaa...
saya ingin beremu adik saya yang paling kecil, menggendongnya bersama keda adik saya yang lainya...
membahas semua masalah yang ada dalam keadaan berantakan, sosok ibu yg di dapur dan seorang ayah yang membaca koran di kursi depan...
sambil saling membicarakan kisah sekolah, kuliah, hidup sampai membahas Tuhan versi masing-masing...
paling tidak mereka membantulah mencarikan sebuah pemecahan yang pecah hhaa...
*nenggar beers dulu biar rokok g terasa pahit hhaa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar